Muttaqin Kholis Ali: Guru yang Menggerakkan Gerakan Literasi di Mandailing Natal |
Rakyat Sipil, Mandailing Natal – Seorang guru di SMA Negeri 1 Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Muttaqin Kholis Ali, telah membuktikan bahwa peran seorang pendidik lebih dari sekadar mengajar di kelas. Dalam beberapa tahun terakhir, Muttaqin telah menjadi pelopor literasi, tidak hanya dengan menghasilkan 13 buku ber-ISBN, termasuk dua novel Tanpa Tanda Titik dan Senja di Mata Mona, tetapi juga dengan memotivasi dan membimbing siswa-siswanya untuk menulis dan menerbitkan karya mereka sendiri.
Perjalanan karier literasi Muttaqin dimulai sejak masa remajanya. Ketika masih SMP, ia sudah menulis puisi dan cerpen, meskipun seringkali mendapat penolakan. Namun, kegagalan itu tidak membuatnya menyerah. "Setiap penolakan adalah dorongan untuk terus berkarya," kata Muttaqin dengan semangat.
Sebagai seorang pendidik, Muttaqin tidak hanya mengajar di ruang kelas, tetapi juga aktif menumbuhkan semangat menulis di kalangan siswa. Ia mengajarkan berbagai teknik penulisan, membantu siswa membuat artikel ilmiah, dan memperkenalkan mereka pada dunia penerbitan, baik di media massa maupun jurnal ilmiah. Berkat bimbingannya, banyak karya siswa yang berhasil mendapatkan pengakuan di tingkat nasional.
Muttaqin juga aktif di luar sekolah, menjadi pembicara dalam berbagai program literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam setiap pelatihan, ia menekankan pentingnya menulis sebagai alat untuk berbagi pengetahuan dan menginspirasi perubahan positif di masyarakat.
Selain karya fiksi, Muttaqin juga menulis buku ajar tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kewirausahaan, serta berbagai artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal nasional dan internasional. Bagi Muttaqin, menulis adalah panggilan hidup yang lebih dari sekadar keterampilan, melainkan cara untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Dengan dedikasinya, Muttaqin Kholis Ali telah menjadi sumber inspirasi tidak hanya bagi siswa-siswanya, tetapi juga bagi masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal, yang kini semakin sadar akan pentingnya literasi dan karya tulis untuk kemajuan bersama.
0 Komentar