Contoh Skala Thurstone: Pengertian, Fungsi, dan Cara Pembuatannya
Dalam dunia penelitian sosial dan psikologi, pengukuran sikap atau preferensi seseorang terhadap suatu objek menjadi hal yang sangat penting. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur sikap adalah skala Thurstone. Skala ini pertama kali diperkenalkan oleh Louis Leon Thurstone pada tahun 1928 dan telah menjadi alat yang sangat berguna dalam berbagai bidang studi. Dengan menggunakan skala Thurstone, peneliti dapat memahami bagaimana individu menilai atau merespons suatu topik tertentu, baik itu masalah sosial, ekonomi, maupun psikologis.
Skala Thurstone tidak hanya berguna dalam konteks akademis, tetapi juga dalam pengambilan keputusan bisnis, pelayanan kesehatan, dan desain produk. Dengan memahami cara membuat dan menggunakan skala Thurstone, para peneliti dan praktisi bisa mendapatkan data yang lebih akurat dan representatif. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian skala Thurstone, fungsi utamanya, serta langkah-langkah dalam pembuatannya.
Skala Thurstone dirancang untuk mengukur tingkat preferensi atau sikap subjektif terhadap suatu objek atau isu. Berbeda dengan skala lain seperti Likert, skala Thurstone menggunakan pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan tingkat kefavoritan atau ketidakfavoritan. Setiap pernyataan diberikan nilai numerik, yang kemudian digunakan untuk menentukan skor akhir responden. Metode ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang persepsi individu terhadap suatu topik, karena setiap pernyataan memiliki bobot yang berbeda-beda.
Selain itu, skala Thurstone juga memiliki keunggulan dalam mengurangi bias subjektif dari responden. Karena pernyataan disusun secara sistematis dan diuji sebelumnya, responden tidak diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang terlalu umum atau tidak relevan. Hal ini menjadikan hasil penelitian lebih valid dan dapat dipercaya. Dengan demikian, skala Thurstone menjadi alat yang sangat efektif dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
Apa Itu Skala Thurstone?
Skala Thurstone adalah teknik pengukuran sikap atau preferensi yang dikembangkan oleh Louis Leon Thurstone pada tahun 1928. Awalnya, skala ini digunakan untuk mengukur sikap terhadap agama, namun kini digunakan dalam berbagai bidang penelitian, termasuk psikologi, sosial, dan ekonomi. Skala ini bekerja dengan mendaftarkan sejumlah pernyataan yang menyampaikan pandangan berbeda terhadap suatu objek atau isu. Setiap pernyataan diberi nilai numerik berdasarkan tingkat kefavoritan atau ketidakfavoritan, yang kemudian digunakan untuk menentukan skor akhir responden.
Penggunaan skala Thurstone bertujuan untuk mengukur sejauh mana seseorang menyepakati atau menolak suatu pernyataan. Misalnya, dalam penelitian tentang sikap terhadap lingkungan, responden mungkin diminta untuk menilai pernyataan seperti “Lingkungan harus dilindungi” atau “Mencemari lingkungan adalah hal yang wajar”. Setiap pernyataan diberi bobot berdasarkan tingkat kefavoritannya, sehingga responden yang lebih menyukai lingkungan akan memberikan skor lebih tinggi pada pernyataan yang positif terhadap lingkungan.
Fungsi Utama Skala Thurstone
Fungsi utama dari skala Thurstone adalah untuk mengukur tingkat sikap atau preferensi subjektif terhadap suatu objek atau isu. Dengan menggunakan skala ini, peneliti dapat mengidentifikasi pola respons dari responden dan memahami seberapa kuat mereka menyepakati atau menolak suatu pernyataan. Skala ini juga digunakan untuk membandingkan respons antar responden atau kelompok responden.
Salah satu keunggulan skala Thurstone adalah kemampuannya dalam mengurangi bias subjektif. Karena pernyataan disusun secara sistematis dan diuji sebelumnya, responden tidak diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang terlalu umum atau tidak relevan. Hal ini menjadikan hasil penelitian lebih valid dan dapat dipercaya. Selain itu, skala ini juga mudah diterapkan dalam berbagai situasi, baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Langkah-Langkah Membuat Skala Thurstone
Membuat skala Thurstone melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan secara sistematis. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam membuat skala Thurstone:
-
Menentukan Objek atau Isu yang Akan Diukur: Tahap awal dalam membuat skala Thurstone adalah menentukan objek atau isu yang ingin diukur. Misalnya, jika peneliti ingin mengukur sikap terhadap lingkungan, maka objek yang akan diukur adalah lingkungan.
-
Membuat Pernyataan yang Relevan: Setelah objek ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat pernyataan yang relevan dengan objek tersebut. Pernyataan ini harus mencakup berbagai sudut pandang, baik positif maupun negatif, agar responden memiliki pilihan yang bervariasi.
-
Memberi Bobot Numerik pada Setiap Pernyataan: Setiap pernyataan diberi bobot numerik berdasarkan tingkat kefavoritan atau ketidakfavoritan. Bobot ini biasanya ditentukan melalui uji coba atau analisis statistik sebelumnya.
-
Meminta Responden untuk Menilai Pernyataan: Setelah semua pernyataan siap, responden diminta untuk menilai setiap pernyataan berdasarkan skala yang telah ditentukan. Skala biasanya berkisar dari 1 hingga 11 atau 1 hingga 9.
-
Menghitung Skor Akhir: Setelah responden memberikan penilaian, skor akhir dihitung berdasarkan bobot yang telah diberikan pada setiap pernyataan. Skor ini mencerminkan tingkat preferensi atau sikap responden terhadap objek yang diukur.
-
Analisis Hasil: Setelah skor dihitung, hasil penelitian dianalisis untuk menentukan pola respons dan memahami sejauh mana responden menyepakati atau menolak suatu pernyataan.
Kelebihan dan Kekurangan Skala Thurstone
Skala Thurstone memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi alat pengukuran yang populer. Pertama, skala ini mampu mengurangi bias subjektif karena pernyataan disusun secara sistematis dan diuji sebelumnya. Kedua, skala ini mudah diterapkan dalam berbagai situasi, baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Ketiga, skala ini memberikan hasil yang lebih akurat karena setiap pernyataan diberi bobot berdasarkan tingkat kefavoritannya.
Namun, skala Thurstone juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, proses pembuatan skala ini cukup rumit dan membutuhkan waktu serta sumber daya yang cukup besar. Kedua, skala ini tidak cocok untuk penelitian yang membutuhkan respons yang sangat singkat atau cepat. Ketiga, skala ini tidak bisa digunakan untuk mengukur sikap yang sangat kompleks atau multidimensi.
Contoh Skala Thurstone dalam Praktik
Untuk memperjelas pemahaman tentang skala Thurstone, berikut adalah contoh sederhana dari skala Thurstone yang digunakan dalam penelitian tentang sikap terhadap lingkungan:
- “Lingkungan harus dilindungi.” (Bobot: 10)
- “Lingkungan tidak perlu dilindungi.” (Bobot: 1)
- “Kita harus menjaga kebersihan lingkungan.” (Bobot: 9)
- “Mencemari lingkungan adalah hal yang wajar.” (Bobot: 2)
- “Lingkungan adalah aset yang harus dijaga.” (Bobot: 8)
Responden diminta untuk menilai setiap pernyataan berdasarkan skala dari 1 hingga 10. Skor akhir dihitung berdasarkan bobot yang telah diberikan pada setiap pernyataan. Hasil ini kemudian digunakan untuk menentukan tingkat sikap responden terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Skala Thurstone merupakan alat pengukuran yang sangat berguna dalam penelitian sosial dan psikologi. Dengan menggunakan skala ini, peneliti dapat mengukur tingkat sikap atau preferensi subjektif terhadap suatu objek atau isu. Proses pembuatan skala Thurstone melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan secara sistematis, mulai dari menentukan objek yang akan diukur hingga menghitung skor akhir. Meskipun memiliki beberapa kelebihan, skala ini juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Namun, dengan pemahaman yang cukup, skala Thurstone tetap menjadi alat yang sangat efektif dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.





Komentar