RAKYAT SIPIL – Opini Publik, Suarabanten.id,  Program makan bergizi gratis (MBG) menjadi topik yang hangat di perbincangkan Masyarakat di Serang Banten. Banyak pihak yang menilai kebijakan ini sebagai Langkah positif pemerintah dalam mengatasi masalah gizi dan kemiskinan, terutama bagi anak sekolahyang kurang mampu. Namun menurut saya pengimplementasiannya menjadi masalah dikarenakan pengolahan makanan yang kurang memadai serta kurangnya dampingan ahli gizi untuk membuat MBG ini sehingga menu untuk MBG ini menjadi aneh dan membuat saya mempertanyakan kata GIZI didalam program MBG ini. Namun disisi lain juga muncul pertanyaan dari public mengenai efektivitas dan keberlanjutan program ini. Beberapa warga juga mempunya pendapat yang sama dengan saya yang mana masalah pendistribusiannya yang kurang merata , kualitas makanan yang tidak diawasi ahli gizi, serta kekhawatiran bahwa program ini hanya bersifat semantara tanpa perencanaan jangka panjang.
Dari perspektif teori sosial Émile Durkheim, program MBG juga dapat dipahami sebagai suatu fakta sosial yang berfungsi menjaga integrasi dan kohesi masyarakat. Durkheim menekankan bahwa institusi sosial, termasuk kebijakan pemerintah, memiliki peran penting dalam menciptakan keteraturan serta memenuhi kebutuhan kolektif. Namun ketika pelaksanaan program seperti MBG tidak berjalan sesuai nilai dan norma yang disepakati, seperti kualitas gizi yang tidak sesuai standar atau distribusi yang tidak merata, maka muncul kondisi disfungsi sosial yang melemahkan solidaritas serta kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ketidakselarasan antara tujuan ideal dan realitas lapangan ini berpotensi menimbulkan keadaan anomie atau situasi ketika masyarakat merasa kebijakan tidak lagi mampu memberikan pedoman yang jelas. Oleh karena itu, agar program MBG benar benar berfungsi sebagai mekanisme solidaritas yang efektif, pemerintah harus memastikan bahwa implementasinya konsisten, terstruktur, dan selaras dengan kebutuhan sosial masyarakat, sesuai dengan pandangan Durkheim bahwa stabilitas sosial hanya dapat dicapai apabila institusi publik bekerja secara moral, teratur, dan dapat dipercaya.
Saya berharap pemerintah tidak sekedar menjadikan program MBG ini sebagai janji dan pola politik semata, melainkan benar benar menjalankannya dengan system yang transparan, berkelanjutan, dan tepat sasaran. Jika dijalankan dengan baik, kebijakan ini dapat menjadi Solusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup serta Kesehatan Masyarakat serang.
Penulis: Edrik Agus Setiadi, Angga Rosidin, S.I.P., M.A.P., Zakaria Habib Al-Ra’zie S.I.P., M.Sos.
Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang Kampus Serang





Komentar