Rakyatsipil, Yogyakarta, Kucing merupakan hewan kesayangan banyak orang. Kucing bisa menjadi peliharaan yang setia dan menggemaskan. Dalam Islam, kucing termasuk hewan yang istimewa. Nabi Muhammad SAW bahkan memiliki kucing yang sangat disayanginya, bernama Nana.
Kucing juga termasuk hewan yang suci dan jauh dari najis. Ini membuat hewan satu ini begitu dihormati dalam Islam. Sebagai hewan kesayangan Rasulullah, kucing bahkan masuk dalam hadis-hadis. Kucing bahkan hadir dalam berbagai perjalanan peradaban Islam. Hingga kini kucing menjadi hewan yang paling dikasihi umat Islam.
Keistimewaan kucing dalam Islam dapat dilihat dari hadis Nabi dan peninggalan-peninggalan Islam. Dalam tradisi Islam, kucing dikagumi karena kebersihannya. Berikut keistimewaan kucing dalam Islam, dirangkum.
Kucing adalah hewan yang bersih
air maka dihukumi najis secara pasti.” (Al-Majmu’ 1/171).
Kucing juga termasuk hewan yang suci, ini tertuang dalam hadis:
“Kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu”. (HR Muslim).
Kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas sisa makanan, serta air lirnya adalah suci. Air liurnya bahkan bersifat membersihkan. Hidupnya lebih bersih dari manusia. (HR Malik).
Dikutip dari Jurnal Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, tentang Keistimewaan Kucing; Kajian Tematik Hadis oleh Andi Alda Khairul Ummah, kucing hadir dalam peradaban Islam sejak abad 13 silam.
Dalam jurnal tersebut diceritakan pada abad ke 13, dalam dunia seni islam, rupa kucing dijadikan mata uang sebagai bentuk manifestasi penghargaan masyarakat Islam. Sedangkan, dunia sastra, para penyair membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa.
Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo dijelaskan pada dinasti mamluk, Baybars al Zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan di dalamnya.
Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul hingga Kairo, masih bisa dijumpai kucing—kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.
Penulis : Raden Eki Turanggana
Komentar