Evaluasi nilai gizi pangan dapat dipahami sebagai suatu proses ilmiah untuk menilai komposisi zat gizi, tingkat ketersediaan hayati, serta pengaruh fisiologisnya terhadap kesehatan. Proses ini meliputi analisis kandungan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, sehingga dapat memastikan pangan yang dikonsumsi mampu memenuhi kebutuhan gizi harian. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit kronis timbul akibat defisiensi zat gizi, baik karena kurangnya asupan maupun pola makan yang tidak seimbang. Dengan adanya evaluasi nilai gizi pangan, masyarakat dapat menghindari risiko malnutrisi maupun penyakit degeneratif.
Evaluasi nilai gizi pangan ini tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, tetapi juga penting dalam penyusunan menu seimbang, baik untuk individu maupun masyarakat. Sebagai contoh, penelitian mengenai derajat penyosohan beras memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat penyosohan, semakin besar kecernaan pati, yang berimplikasi pada respons glikemik dalam tubuh. Informasi semacam ini dapat menjadi dasar perancangan diet yang lebih sehat. Evaluasi gizi juga berperan dalam memastikan mutu pangan tetap terjaga, baik setelah melalui proses pengolahan, penyimpanan, maupun distribusi. Pengujian nilai gizi pangan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu in vivo dan in vitro.
Metode in vitro meniru proses pencernaan dengan enzim sehingga dapat mengkategorikan pati menjadi RDS, SDS, dan RS. Sementara itu, metode in vivo menggunakan hewan atau manusia untuk melihat respons biologis secara menyeluruh. Data hasil pengujian tersebut dapat digunakan untuk menilai sejauh mana zat gizi tetap aman dan bermanfaat setelah melalui berbagai proses. Selain itu, evaluasi nilai gizi pangan menjadi dasar penting bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan pedoman gizi. Contohnya, penerapan label gizi di bagian depan kemasan (front-of-pack/FOP) di berbagai negara membantu konsumen memilih makanan yang lebih sehat. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, evaluasi nilai gizi pangan juga mendorong lahirnya standar sertifikasi dan pelabelan pangan yang lebih baik.
Refrensi:
Deaza-Fernández, M. P., Sarmiento-Soto, D., and Quintanilla-Carvajal, M. X. 2025. Innovative approaches in the design of flavonoid-based functional foods for pediatric nutrition. Applied Food Research. Vol. 5(1): 101114.  https://doi.org/10.1016/j.afres.2025.101114
Kawengian, P. R., Gedoan, S. P., Rawung, L. D., Rahardiyan, D., Maliangkay, H. P., Moko, E. M. 2024. Efek aplikasi komposit pati terhadap kadar glukosa darah high fat diet Rattus novergicus. Acta Veterinaria Indonesiana. 12(3), 263-270.
Moctezuma-Ramirez, A., Dworaczyk, D., Whitehorn, J., Li, K., de Oliveira Cardoso, C., and Elgalad, A. 2023. Designing an in vivo preclinical research study. Surgeries. 4(4), 544-555.
Penulis: Ananda Fauziyyah – Teknologi Pangan –Â Universitas Sultan Ageng Tirtayasa





Komentar